Kompilasi Foto (koleksi pribadi) :
momen diambil sekaligus saat dokumentasi video panen madu yang terposting sebelumnya....,
persiapan senjata asap....,
walah... klo jd tukang jepret, sy gak punya ksempatan narsis
jadi cukup pajang kaki... identifikasi above surface level
sumber tulisan :
http://maduterapi.blogspot.com/2007/12/f-lebah-yang-belum-bisa-dibudidaya.html
perihal Apis Dorsata
Lebah madu Apis dorsata dalam bahasa daerah disebut tawon gung (Jawa), tawon odeng atau lebah gadang (Sunda), madu sialang (Palembang), manye atau muanyi (Kalimatan Barat) dan orang Inggris menyebutnya “dian honey bee”. Dalam bahasa Indonesia disebut lebah hutan atau lebah raksasa. Mau dan lilin yang dihasilkannya merupakan produk unggulan. Panjang lebah pekerja Apis dorsata sekitar 1,9 cm. Lebah jenis ini dikenal memiliki sifat yang cukup ganas dan tak segan-segan menyerang musuhnya secara berkawanan bila diusik. Sifatnya liar dan galak. Jenis lebah ini berkembang hanya di kawasan sub tropis dan tropis Asia, seperti Indonesia, Filipina, India dan Nepal.
Apis Dorsata adalah jenis lebah hutan Asia yang paling produktif menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisi dan menggantung pada dahan atau ranting pohon langit-langit terbuka bisa setinggi 30 m, juga pada tebing-tebing atau jurang terjal bebatuan. Habitat seperti ini membuat para ilmuwan mengalami kesulitan dan bahkan sampai sekarang belum berhasil membudidayakan Apis Dorsata dalam stup (kotak koloni). Sudah banyak percobaan dilakukan dalam rangka membudidayakan Apis Dorsata, namun belum membuahkan hasil.
Menurut Dr Ir Erwan MSi dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, NTB, lebah jenis ini banyak dijumpai di hutan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumba (NTT), Deli, Bengkulu atau Lampung (Sumatera Utara/Selatan) yang selama ini memang dikenal pula sebagai daerah penghasil madu Apis Dorsata yang terbesar dan bermutu prima. Sisiran sarang Apis Dorsata dapat mencapai 2 x 1 meter dengan hasil madu rata-rata 10-20 kg. Kalau koloni besar mencapai 35-50 kg madu per sarang. Produksi lilin bisa mencapai 3-4 kg per koloni.
Dalam hal sumber pakan, lebah hutan bisa mengambil bermacam-macam nektar dari berbagai pohon dan bunga yang tersebar di hutan, termasuk pula berbagai tumbuhan obat yang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sumber pakan yang beragam seperti ini disebut dengan sumber multi flora.
Dalam hal habitasi. Sarang lebah madu hutan hidup dalam alam terbuka. Sisiran sarang madu hutan terkadang bergelantungan di berbagai dahan pohon, bebatuan, tebing-tebing terjal atau gua-gua. Habitasi seperti ini membuat madu hutan agak kesulitan untuk diternakan atau dibudidayakan.
Dalam hal kadar air. Lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki kadar air yang lebih tinggi, sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka, sehingga langsung terpengaruh iklim. Madu hutan merupakan produk organik, karena ia dipanen langsung dari hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia, sehinga kemungkinan terkontaminasi bahan-bahan kimia sangat kecil bahkan tidak ada.
Apis Dorsata adalah jenis lebah spesial Asia karena ia tidak terdapat di luar Asia. Untuk di Indonesia, lebah hutan Apis Dorsata dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan Kepulauan Nusa Tenggara kecuali di Paparan Sahul. Jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000 koloni. Untuk di Pulau Jawa, lebah dari spesies ini sudah sangat jarang ditemukan karena menipisnya hutan tropis sebagai sumber pakan utama Apis Dorsata.
Hingga kini, Apis Dorsata memiliki beberapa spesies. Namun ada dua spesies yang paling dikenal serta memiliki jumlah populasi yang besar, antara lain Apis Dorsata Been Honey yang hanya terdapat di Sulawesi dan Apis Dorsata Brescillicula yang ada di Filipina. Ciri khasnya adalah bentuk dan ukuran tubuhnya lebih besar bila dibandingkan dengan lebah-lebah lainnya. Pada bagian tubuh dan sayapnya berwarna hitam gelap dengan belang berwarna kuning.
No comments:
Post a Comment