Saturday, March 13, 2010

knapa Madu meletup ???

Pada banyak temuan kasus, pertanyaan diatas acap kali berulang. Sebagian bilang ini merupakan prilaku 'normal' madu alam. Kerap diantara muncul sejumlah alibi umum. Bahwa madu, memiliki kandungan gas yang memang mudah untuk memuai saat disimpan kondisi tertutup, dalam media storage. Mirip tabiat soda (meletup saat diguncang). Bedanya, madu lebih unik. contoh kasus, pada wadah simpan, bahkan tanpa subsidi guncang-pun, saat penutup dibuka mampu (sering) keluar bunyi dentum kecil. Sekalipun dengan genangan yang sedikit.
Referensi lain bahkan mengatakan. Prilaku ini akibat pada madu terdapat simbion khusus, yaitu 'mikroba' penghasil semacam gas soda alami. Dan sebagai sebuah Hipotesa sah saja berlaku.

Next,
Sisi lain, saya melakukan sekedar observasi sederhana ala-kadarnya. Terkait dengan tabiat letup alamiah sang madu. Saya mencoba analogi-kan dengan teori partikel gas terlarut. Bekal ilmiah materi teori-teori Gas dalam sesi pelajaran praktek pengetahuan dasar Penyelaman (Diving). Singkat mudahnya, udara yang kita hirup, terdapat kandungan partikel gas (sesuai komposisi ; Nitrogen~Oksigen~gas-gas lain) yang larut dalam tubuh seorang penyelam. Kadar jumlah-nya semakin meningkat dengan level kedalaman. Sejalan waktu aksi penyelaman. Kadar partikel gas telah larut, berpenetrasi dalam tubuh. Sesuai aturan standar penyelaman. Saat diver hendak menuju permukaan harus melakukan ascent rate (laju naik) secara perlahan. Berkurang tekanan air sesuai hukum pembalikan, akan menyebabkan sejumlah gas terlarut tadi ikut mengembang. Terlepas dari tubuh secara berangsur. Jika dilakukan dengan kecepatan naik (ascent rate) mendadak akan berakibat fatal. Dapat terkena penyakit penyelaman, Dinamakan 'Decompresi sickness'. Nitrogen Narcosis. sebagai salah satu dampak. Fenomena persis sama seperti saat kita membuka botol minuman ber-soda dengan tiba-tiba. Tentu akan meletup. Buka pelan... soda terlarut akan berhembus perlahan. Desis ala kadarnya...., BINGO! selanjutnya dari poin ini kita akan membahas kasus madu...,

SAMPEL KASUS
:
Observasi ini dilakukan pada madu alam asli yang baru di panen. Tersimpan di wadah botol leher sempit... dengan genangan hampir penuh mendekati ujung atas botol. ikuti keterangan urut gambar.


* Sebagai catatan, tutup atas berupa sumbat kayu/plastik. Bukan tutup yang ber-ulir. Biasanya, Tekanan gas terjadi pada selisih 'ruang' antara batas puncak genangan madu dengan sisi bawah sumbat. Terdapat akumulasi timbunan Gas yang mendorong ke atas. Subsidi tekan pada sumbat.
Secara alami, berangsur durasi waktu, timbunan gas ini mampu mendorong, bahkan melemparkan sumbat penutup. Kerap di-sertai bunyi letupan kecil. (anggap saja fenomena POP-OFF)

*bunyi letupan kadang bisa sedikit 'besar' klo penutup sumbat kita buka mendadak.


* Dua kondisi maksud ilustrasi. Fenomena Pop-Off alamiah ketika timbunan gas melontarkan sumbat. Gas terbebas sesuai petunjuk arah panah.

Nah! di poin ini kian terfokus kondisi teori partikel gas terlarut. URGENT NOTE : sebagai catatan khusus. Madu (kondisi ini) tersimpan dengan 2 safety penutup. sumbat plastik + penutup ber-ulir. Akumulasi gas 'ruang-antara', tidak dapat melontar sumbat akibat cengkraman tutup ber-ulir. Timbunan gas tadi jenuh.
Di kondisi ini sekalipun botol di jungkir-balik, Madu dalam botol tidak bergerak leleh penuhi 'ruang antara'. Secara fisik, pada genangan atas madu terdapat kumpulan buih beku kecoklatan. Dalam hitungan sekian detik buka-lah kedua penutup. yg tipe ulir+sumbat. Biasanya tidak timbul bunyi letup.


* Setelah tahap 2 tadi, berurutan buka 2 safety pnutup. Selang beberapa detik kemudian pasang lagi sumbat-nya. Gas jenuh yang terlarut pada madu.. kini termampat-kan lagi. Ditambah sedikit udara sejumlah 'ruang antara' yang sempat terbuka sebelumnya.

NOTE ; Biarkan beberapa jenak......, sesuai ilustrasi udara (gas) mampat menekan keseluruh ruang dalam botol. Terjadi fenomena penetrasi gas jenuh & udara tambahan yang tertekan sumbat.
Physically, tidak terlihat perubahan drastis. Tapi bila dicermati akan tampak sedikit gerakan puncak genangan madu hentak turun saat sumbat terpasang.


* Selang detik kemudian,
Segera lepaskan tutup sumbat. Subsidi tambahan udara tadi kini telah mengAKTIFkan gas jenuh. Kini secara fisik fenomena partikel gas terlarut jelas terlihat mata.
Ditandai dengan perubahan drastis pada genangan cairan madu dalam botol. Layer/ lapisan bawah biasa kliatan lebih bening. sementara lapisan setengah genangan madu ke atas mulai terlihat efek buih. Berwarna kabur... tampak partikel gelembung size kecil. Gas jenuh (partikel gas terlarut) mulai bereaksi. Bergelok perlahan..., Bisa dimaklumi karena sifat cair (liquiditas) madu memang pekat. Gas mulai menanjak secara alamiah menuju ke atas...,


* Penampakan kemudian,
partikel gelembung gas yang beranjak naik menemui kesulitan akibat terhambat unsur kepekatan madu. Proses filterisasi, pemisahan antara materi cairan dengan timbunan gas jenuh berupa gelembung-2 kecil berlangsung spontan. Rongga celah (ruang antara) di leher botol terlalu sempit, saat terjadi penyaringan partikel gelembung gas (mantan gas jenuh) yang terjebak dalam zat liquid madu.
Selanjutnya gelegak gelembung udara keluar via mulut botol. Menumpahkan sejumlah liquid madu.Terus berlangsung hingga meloloskan partikel gelembung udara/gas tadi. Akan berhenti sampai pada kapasitas kecukupan ruang normal.

KESIMPULAN (sementara) :
Madu memiliki kemampuan daya serap terhadap partikel udara. Alibi ini mungkin bisa dikaitan terhadap anggapan salah satu referensi, mengatakan tentang khasiat abilitas madu mengikat kadar oksigen (O2) yg larut dalam darah. Support suplemen asupan bagi kinerja yang diperlukan tubuh, penunjang aktivitas & vitalitas rutinitas keseharian.
Salah satu laman usaha maya penjual madu, bahkan ber-asumsi tehnik peras madu yang baru di petik, akan beda dengan 'mutu' madu yang diambil dari sarang dengan cara di-tiris. Konon asumsi mereka tehnik peras dapat menyebabkan madu memiliki busa lebih banyak. Orang lombok menyebutnya Kowoq. Padahal secara ilmiah gak terbukti jika berdasarkan teori partikel gas terlarut tadi. Adapun sisa warna ke
coklatan yang biasa tertimbun di genangan puncak madu, adalah propilis, lem alami yang digunakan para lebah pekerja menyulam sarang mereka.
Semoga wacana ini bermanfaat.

I'm the 'bubble maker'....