Agak kontras sejak awal daki punggung bukit level bawah. Panas nanar... pelik terik. Sajian aspal kasar hanya 1/3 lintas durasi. Lanjut gumpal formasi pecahan batu gunung, sangat gak layak dijuluki tipe makadam. Mengiris tengah jalanan pemukiman transmigran lokal, warga kaki Rinjani seputar zona Lombok Timur.
Adrenalin avonturir kian terpacu selagi jalur tempuh kian menggunduk batu cadas tuju kampung atas (high-lander), sisa erupsi Rinjani masa lalu. Tarikan gas motor bebek lebih nikmat sendat ala trial. Garuk paras tanah bin batu... tanjak dan lagi tanjak. Hingga tiba di batas pinggir desa Bukit Jeringo.
Belum cukup! di poin ini hanya sebagai halte singgah parkir motor. Selanjutnya kudu menempuh liku setapak. Belah bukit. Lintas huma dan cokol bivak.. setapak semak... hingga terabas liku setapak masuk kawasan rimba. Berbaur dengung satwa.. dan lembab sisa embun. Cukup kuras tenaga genapi pegal langkah durasi 40-an menit. Tapi dadak sirna akibat poin of view pinggir tebing. Nganga jurang dan kelilip jauh lansekap teluk Pelabuhan Kayangan ~ Lombok. Basuh penat betis di baringan teduh kanopi... kuras jelaga paru berganti hawa ion negatif. Amboiiiiii....Sepoiiii....,
Rehat jenak,
Gilir kini aksi dokumentasi. Sebab ini adalah tugas utama regu kami datang. Di bivak terpal biru sudah bercokol para pemburu madu. Kepul tungku di batang kayu rebah.. mengundang aroma lapar. Sebagian personal masih hilang di balik punggung atas bukit. Mengumpulkan berbagai persiapan bahan tahap aksi kerja. Terutama utas akar gantung dan tipe merayap yang bakal dikemas jadi baku tangga panjat. Untuk detil silahkan ikuti narasi per-segmen gambar dibawah ini :
Adrenalin avonturir kian terpacu selagi jalur tempuh kian menggunduk batu cadas tuju kampung atas (high-lander), sisa erupsi Rinjani masa lalu. Tarikan gas motor bebek lebih nikmat sendat ala trial. Garuk paras tanah bin batu... tanjak dan lagi tanjak. Hingga tiba di batas pinggir desa Bukit Jeringo.
Belum cukup! di poin ini hanya sebagai halte singgah parkir motor. Selanjutnya kudu menempuh liku setapak. Belah bukit. Lintas huma dan cokol bivak.. setapak semak... hingga terabas liku setapak masuk kawasan rimba. Berbaur dengung satwa.. dan lembab sisa embun. Cukup kuras tenaga genapi pegal langkah durasi 40-an menit. Tapi dadak sirna akibat poin of view pinggir tebing. Nganga jurang dan kelilip jauh lansekap teluk Pelabuhan Kayangan ~ Lombok. Basuh penat betis di baringan teduh kanopi... kuras jelaga paru berganti hawa ion negatif. Amboiiiiii....Sepoiiii....,
Rehat jenak,
Gilir kini aksi dokumentasi. Sebab ini adalah tugas utama regu kami datang. Di bivak terpal biru sudah bercokol para pemburu madu. Kepul tungku di batang kayu rebah.. mengundang aroma lapar. Sebagian personal masih hilang di balik punggung atas bukit. Mengumpulkan berbagai persiapan bahan tahap aksi kerja. Terutama utas akar gantung dan tipe merayap yang bakal dikemas jadi baku tangga panjat. Untuk detil silahkan ikuti narasi per-segmen gambar dibawah ini :
observasi pertama adalah memahami lokasi sarang
sekaligus mempelajari tingkat kesulitan dan pematangan rencana panen
Perhatikan seksama..., persis dibawah jorok tebing
zona over-hang adalah kumpulan koloni sarang Apis dorsata (lebah hutan)
kinerja simpul utas akar kayu
ukuran besar bahasa lokal disebut "kelak"
ukuran utas kecil sebagai lilit simpul di sebut "sesaot"
penempatan jalur tangga disesuaikan
pada posisi sarang yang akan dipetik-panen
contoh 2 sarang muda yang telah diperik...
sebagian formasi sarang dan kantung penyimpanan madu
tampak masih terbuka. istilahnya belum ter-SEGEL.
Tambahan :
intinya peralatan panjat tebing yang dipakai para pemburu madu hutan bisa menggabungkan bahan yang berasal dari alam juga tali buatan pabrik.
dan ini saya...., menikmati prosesi kegiatan yang berlangsung....,
No comments:
Post a Comment