Friday, October 30, 2009

Serba-serbi perihal madu

Fakta unik tentang Madu


Madu memiliki tipikal kekentalan tertentu. Ibarat kode SAE (standar kepekatan) oli pelumas kendaraan bermotor. Namun ada “standarisasi” bagi kalangan pemetik madu alam, kental dan agak encer. Berdasarkan periode musim pada saat pengambilan di lokasi. Madu yang dipanen pada saat musim kemarau akan lebih kental. Beda dengan madu yang di-panen saat pemetikan di musim penghujan. Sedikit memiliki beda nuansa “rasa”. Akibat pengaruh kadar air. Madu yang diambil saat masa penghujan sedikit lebih encer. Rasa cenderung manis-masam. Persis sensasi ‘taste’ sang larva lebah. Walaupun rada encer, bukan berarti menurunkan kualitas madu. Tetap memiliki kandungan nectar bunga berbagai jenis. Saat disimpan (terutama media plastik : jurigen atau botol bekas kemasan air mineral) factor kandungan-kandungan gas dapat mengembungkan wadah simpan (storage). Ini sudah tabiat “khas” madu alam. Bukan karena campuran bahan efek tertentu. Sebagian oknum anggap campuran soda. Konsumen yang tidak paham, kerap mencurigai-nya reaktif madu dengan gelagat ini telah di palsu oleh para pemetik. Di pasaran umum pamor madu asli jadi jatuh. Sementara tidak bisa dikesampingkan, “pihak” tertentu tetap membutuhkan stok yang benar-benar asli. Sebab benar-2 paham khasiat kandungan madu alam.

Musim penghujan adalah peluang vegetasi untuk berbenah diri. Dominasi penampilan hijau. Rimbun dedaun…juga peluang hadir bagi generasi bunga baru. Efek rasa madu manis mix-masam tadi diyakini para oknum pemetik karena dampak sumbangsih jenis pohon tertentu. Terdakwa-nya adalah komunitas pohon Asam (Tamarindus indica). Fakta-nya, pohon Asam memang jenis pohon dominan di kawasan pulau Sumbawa. Mudah di temui di variasi hamparan lansekap Sumbawa. Baik zona dataran rendah, sedang dan tinggi di jajaran belantara be-bukit. Bagi para madu pekerja yang bertugas rutin pengumpul nectar multi sekar, tentu saja pepohon dominan akan menjadi sasaran kunjung utama. Simpul mudah, bisa dipastikan klo dapet madu dengan sensasi rada asam adalah muasal pulau Sumbawa. Sebab di Lombok minim terdapat populasi sebaran pohon asam.




Kasus lain madu asal pulau Sumbawa. Bilangan lingkup Bima&Dompu. Kadang ada yang miliki rasa (tetap dominan manis) agak sedikit pahit gak kentara. Sensasi ini akan terasa di indera lidah. Bukan tanpa sebab. Tapi merupakan pengaruh unsur bawaan pohon tertentu. Orang lokal menyebutnya pohon Songa atau Songga (Strychnos ligustrina), kandungan kayu songa terkenal pahit. Dan bagi pribumi disana menyebutnya sebagai salah satu bahan farmasi, obat tradisional. Opsi penyembuh penyakit pegal. Bahkan, ada pengrajin daerah yang telah berkreasi dgn bahan kayu songa. Berupa cangkir unik. Terdapat ceruk rongga tengah. Dituangi genang air. Dilarut beberapa jenak. Selanjutnya diminum. Soal rasa, jangan tanya lagi. Benar-benar legit-pahit!! Dianggap jamu tradisional bagi warga setempat.

Masa petik panen madu, biasa diawali dari hasil survey personil tim pemetik madu. Biasa lokasi yang bakal di “santroni” merupakan kabar dari pekerja ladang tepian kawasan belantara. Maupun perambah hasil hutan yang acap keluar-masuk rimba. Secara tidak langsung berperan sebagai informan. Bisa berupa petunjuk ala kadar, bisa juga berharap imbalan selayaknya. Prosentase jatah madu.

Ada saja hari keberuntungan tidak berpihak. Sarang lebah liar yang siap di panen ternyata sekedar sarang hunian, tanpa kadar isi madu sama sekali. Hal ini kerap dialami oleh para pemetik madu alam. Penjelas krono-logis, madu yang tersimpan disarang tadi telah habis di konsumsi para larva lebah. Sebab merupakan stok makanan dalam tahapan siklus hidup. Dari larva menjadi lebah remaja. Wajar sarang itu kosong….para pemburu madu hanya bisa maklum situasi. Pulang dengan tangan hampa. Berharap kais rejeki di bilangan pelosok bagian belantara lain. Dan itulah suka-duka prosesi rutinitas kerja mereka. Merunut liku setapak… gatal-gatal akibat usil serangga. Berkemah di habitat alam terbuka dan bekalan secukupnya.


Madu asli alam yang paling “baru” dipanen bagi saya pribadi memiliki keunggulan tersendiri. Terutama semerbak aroma harum kembang hutan. Sangat khas nuansa alamiah. Warna-pun sedikit lebih kuning bening. Sejurus durasi waktu penyimpanan berjalan, aroma bunga tadi perlahan mulai berkurang. Begitu juga warna beranjak kuning agak coklat muda. Terlebih pada stok madu tua. Warna-nya akan menjadi coklat tua.


NOTE : tentang rasa khas asem madu Sumbawa silahkan intip link di SINI

No comments:

Post a Comment